Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Warung Kopi dengan Edukasi karya Dania Nur Marsa Arsinta

"Mereka diangkat dengan imbuhan nama Pahlawan, kita perlu meneladani nya ,!" ujar Johan dengan nada tegas sembari membaca artikel dari Handphone nya
"Bodoh kau ! Apakah mereka layak menjadi pahlawan? Oh, belum tentu"
"Lho ? Sepertinya layak sesuai perjuangannya membela kita."
Sambil angkat kaki dan meminum kopi, Yuda membalas
"Kau masih terjebak buku pelajaran, belum cukup luas pengetahuanmu ."

"Andai kau menatap lirih manusia kerdil pribumi, aku bertaruh kau akan berbalik pikir."
Johan seketika bingung, dan menopang dagu.
"Lalu, apa maksudmu?"
"Maksud perkataan ku, belajar dan bacalah secara teliti! Jangan sampai kau dibodohi oleh artikel sejarah palsu , Johan."
"Ah benar juga ! Aku terlalu fokus pada intinya, kita dipaksakan untuk menjelekkan etnis tertentu yang bermata sipit. Hampir saja aku terbawa emosi"

"Lain kali, perlu kita mencari sumber lain yang sudah jelas fakta nya dan kita tidak bisa asal mempercayai yang kita baca. Tapi di zaman ini, menjadi kutu buku sudah sangat jarang." ujar Yuda menasihati Johan dengan tenang.
"Baiklah, akan kuingat ucapanmu itu Yuda. Sekarang sudah waktunya kita pulang"
"Tidak terasa sudah adzan, mari pulang. Terimakasih atas obrolan hari ini, Johan!"

Dua pria paruh baya itu pun sejenak hening, menyambut kumandang adzan Ashr. Artinya, hari sudah mulai petang dan pertanda warung kopi yang mereka kunjungi akan segera tutup.
_Naif memang, dikala orang dari barat mulai mengolah pikiran untuk evakuasi diri dari bumi, sedangkan kita masih saja terjebak oleh sejarah. Namun, tak ada salahnya menjadi si Unyil yang senang belajar.

Sedikit edukasi mampu menjadi umpan untuk belajar lebih jauh mengenai sejarah, bahkan di warung kopi pun tidak masalah.

Posting Komentar untuk "Warung Kopi dengan Edukasi karya Dania Nur Marsa Arsinta"